Minggu, 17 Juni 2012

pembuatan kuningan


Nama            : Dewi Handayani
Kelas            : 21D03
Npm             : 39410977


1.1 Sejarah Pembuatan Logam
Pengrajin logam kuno di daerah yang sekarang dikenal sebagai Syria atau Turki timur telah mengetahui bagaimana cara untuk mencairkan tembaga dengan timah untuk membuat logam yang disebut perunggu pada awal 3000 sebelum masehi. Kadang-kadang mereka juga membuat kuningan tanpa mereka sadari.
Pengrajin logam kuno di sekitar Laut Mediterania mampu membedakan bijih timah seng dari yang mengandung seng dan mulai mencampurkan dengan tembaga untuk membuat koin kuningan atau benda lainnya. Sebagian besar seng itu diturunkan dengan memanaskan mineral yang dikenal sebagai kalamin, yang berisi berbagai senyawa seng. Dimulai pada sekitar 300 A.D, industri kuningan berkembang di tempat yang sekarang di kenal sebagai Jerman dan Belanda.
Meskipun pengrajin logam kuno hanya bisa mengenali perbedaan antara bijih seng dan bijih timah, mereka masih tidak mengerti logam seng. Sampai pada tahun 1746 seorang ilmuwan Jerman bernama Andreas Sigismund Marggraf (1709-1782) memperkenalkan logam seng yang diidentifikasikan dan ditentukan sifat-sifatnya. Proses untuk menggabungkan logam tembaga dan seng untuk membuat kuningan telah dipatenkan di Inggris pada tahun 1781.
Penggunaan kuningan sebagai casing logam untuk senjata api pertama kali diperkenalkan pada tahun 1852. Berbagai macam logam dicoba, Hasilnya ternyata kuningan yang paling berhasil. Properti ini menyebabkan perkembangan pesat dalam industri senjata api otomatis.

1.2 Bahan Baku
Komponen utama kuningan adalah tembaga. Jumlah kandungan tembaga bervariasi antara 55% sampai dengan 95% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan dan tujuan penggunaan kuningan. Kuningan yang mengandung persentase tinggi tembaga terbuat dari tembaga yang dimurnikan dengan cara elektrik. Yang setidaknya menghasilkan kuningan murni 99,3% agar jumlah bahan lainnya bisa di minimalkan. Kuningan yang mengandung persentase rendah tembaga juga dapat dibuat dari tembaga yang dimurnikan dengan elektrik, namun lebih sering dibuat dari scrap tembaga. Ketika proses daur ulang terjadi, persentase tembaga dan bahan lainnya harus diketahui sehingga produsen dapat menyesuaikan jumlah bahan yang akan ditambahkan untuk mencapai komposisi kuningan yang diinginkan.
Komponen kedua dari kuningan adalah seng. Jumlah seng bervariasi antara 5% sampai dengan 40% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan, kuningan dengan persentase seng yang lebih tinggi memiliki sifat lebih kuat dan lebih keras, tetapi juga lebih sulit untuk dibentuk, dan memiliki ketahanan yang kurang terhadap korosi. Seng yang digunakan untuk membuat kuningan bernilai komersial dikenal sebagai spelter.
Beberapa kuningan juga mengandung persentase kecil dari bahan lain untuk menghasilkan karakteristik tertentu, Hingga 3,8% menurut beratnya. Timbal dapat ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan. Penambahan timah meningkatkan ketahanan terhadap korosi, Membuat kuningan lebih keras dan membuat struktur internal yang lebih kecil sehingga kuningan dapat dibentuk berulang dalam proses yang disebut penempaan. Arsenik dan antimony kadang-kadang ditambahkan ke dalam kuningan yang mengandung seng lebih dari 20% untuk menghambat korosi. Bahan lain yang dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu mangan, silikon, dan fosfor.
1.3 Desain Nama
Nama-nama tradisional untuk berbagai jenis kuningan biasanya tercermin dari warna atau bahan yang digunakan. Sebagai contoh: kuningan merah mengandung seng sebesar 15% dan memiliki warna kemerahan, sedangkan kuningan kuning mengandung seng kuningan sebesar 35% dan memiliki warna kekuningan. Kuningan Cartridge mengandung seng 30% dan digunakan untuk membuat kartrid untuk senjata api. kuningan Angkatan Laut mengandung seng 39,7% dan digunakan dalam berbagai aplikasi di kapal laut.
Akibatnya dari nama-nama yang beragam ini kadang-kadang membingungkan banyak orang sehingga terkadang ada jenis kuningan yang sama namun memiliki nama berbeda. Sehingga jenis kuningan di Amerika Serikat saat ini dimanajemen oleh Unified Sistem penomoran logam dan paduan agar tidak lagi membingungkan banyak orang dalam penamaan.
1.4 Jenis-Jenis Kuningan
  • Kuningan Admiralty, Mengandung 30% seng, dan 1% timah.
  • Kuningan Aich, Mengandung 60,66% tembaga, 36,58% seng, 1,02% timah, dan 1,74% besi. Dirancang untuk digunakan dalam pelayanan laut karena sifatnya yang tahan korosi, keras, dan tangguh.
  • Kuningan Alpha, Memiliki kandungan seng kurang dari 35%. Bekerja dengan baik pada suhu dingin.
  • Kuningan Alpha-beta (Muntz), sering juga disebut sebagai kuningan dupleks, mengandung 35-45% seng, Bekerja baik pada pada suhu panas.
  • Kuningan Aluminium, Mengandung aluminium yang menghasilkan sifat peningkatan ketahanan korosi.
  • Kuningan dr arsenikum, Berisi penambahan arsenik dan aluminium.
  • Kuningan Cartridge, mengandung 30% seng, memiliki sifat kerja yang baik pada suhu dingin.
  • Kuningan umum atau kuningan paku keling, mengandung 37% seng, murah dan standar sifat kerja baik pada suhu dingin.
  • Kuningan DZR atau dezincification, adalah kuningan dengan persentase kecil arsenik.
  • Kuningan Tinggi, mengandung 65% tembaga dan 35% seng, memiliki kekuatan tarik tinggi, banyak digunakan untuk pegas, sekrup, dan paku keling.
  • Kuningan Bertimbal.
  • Kuningan Bebas Timbal.
  • Kuningan Rendah, paduan tembaga-seng mengandung 20% seng, memiliki sifat warna keemasan.
  • Kuningan Mangan, kuningan yang digunakan dalam pembuatan koin dolar emas di Amerika Serikat. Mengandung 70% tembaga, 29% seng, dan 1,3% mangan.
  • Kuningan nikel, terdiri dari 70% tembaga, 24,5% seng, dan 5,5% nikel. digunakan untuk membuat koin mata uang Poundsterling.
  • Kuningan Angkatan Laut, mirip dengan kuningan admiralty, mengandung 40% seng dan 1% timah.
  • Kuningan Merah, mengandung 85% tembaga, 5% timah, 5% timbal, dan 5% seng.
  • Kuningan Tombac, mengandung 15% seng. Sering digunakan dalam aplikasi produk perhiasan.
  • Kuningan Tonval (Juga disebut dengan CW617N atau CZ122 atau OT58), paduan tembaga-timbal-seng.
  • Kuningan Putih, mengandung seng lebih dari 50%. Sifatnya sangat rapuh untuk penggunaan umum.
  • Kuningan Kuning, adalah istilah Amerika untuk kuningan yang mengandung 33% seng.
1.5 Proses Manufaktur Pembuatan Kuningan
Proses Manufaktur atau Proses Produksi yang digunakan untuk memproduksi kuningan melibatkan kombinasi bahan baku yang sesuai ke dalam logam cair yang diperbolehkan untuk memperkuat. Bentuk dan sifat dari logam ini kemudian diubah melalui serangkaian operasi dengan hati-hati, dikendalikan untuk menghasilkan kuningan yang diinginkan.
Kuningan tersedia dalam berbagai bentuk termasuk pelat, lembaran, strip, foil, batang, bar, kawat, dan billet tergantung pada aplikasi akhir. Perbedaan antara pelat, lembaran, strip, dan foil adalah ukuran keseluruhan dan ketebalan bahan. Plate bersifat besar, datar, potongan persegi panjang dari kuningan dengan ketebalan lebih besar dari sekitar 5 mm. Seperti sepotong kayu yang digunakan pada konstruksi bangunan. Lembar biasanya memiliki ukuran keseluruhan yang sama seperti piring tetapi tipis. Strip terbuat dari lembaran yang telah dipotong-potong menjadi panjang. Foil seperti strip, hanya jauh lebih tipis. Beberapa foil kuningan bisa setipis 0,013 mm.
Proses manufaktur yang sebenarnya tergantung pada bentuk dan sifat kuningan yang diinginkan. Berikut ini adalah proses manufaktur yang biasa digunakan untuk memproduksi kuningan foil dan strip.

Gambar diagram langkah-langkah proses manufaktur dalam produksi kuningan.
Melting
  • Sejumlah bahan tembaga yang tepat sesuai takaran paduan ditimbang dan dipindahkan ke dalam tungku peleburan dalam suhu sekitar 1920° F (1050° C). Sejumlah seng yang sudah ditimbang agar sesuai paduan disiapkan, seng ditambahkan setelah tembaga mencair. Sekitar 50% dari total seng dapat ditambahkan untuk mengkompensasi seng yang menguap selama operasi peleburan antara tembaga dan seng. Jika ada bahan lain yang diperlukan untuk perumusan kuningan tertentu mereka juga dapat di tambahkan.
  • Logam cair paduan tembaga dan seng dituang ke dalam cetakan. Diperbolehkan untuk memperkuat ke dalam lembaran. Dalam beberapa operasi penuangan dilakukan terus-menerus untuk menghasilkan lembaran yang panjang.
  • Bila logam cair paduan tembaga dan seng sudah cukup dingin untuk dipindahkan, mereka dikeluarkan dari cetakan dan dipindah ke tempat penyimpanan.
Hot Rolling
  • Logam ditempatkan dalam tungku dan dipanaskan hingga mencapai suhu yang diinginkan. Suhu tergantung pada bentuk akhir dan sifat kuningan.
  • Logam yang dipanaskan tersebut kemudian di teruskan menuju mesin penggilingan.
  • kuningan, yang sekarang sudah dingin melewati mesin penggilingan yang disebut calo. Mesin ini akan memotong lapisan tipis dari permukaan luar kuningan untuk menghapus oksida yang mungkin telah terbentuk pada permukaan sebagai akibat dari paparan logam panas ke udara.
Anealling and Cold Rolling
  • Pada proses hot rolling kuningan kehilangan kemampuan untuk diperpanjang lebih lanjut. Sebelum kuningan dapat diperpanjang lebih lanjut, terlebih dahulu kuningan harus dipanaskan untuk meringankan kekerasan dan membuatnya lebih ulet. Proses ini disebut annealing. Suhu annealing berbeda-beda sesuai dengan komposisi kuningan dan properti yang diinginkan. Dalam metode tersebut, suasana di dalam tungku diisi dengan gas netral seperti nitrogen untuk mencegah kuningan bereaksi dengan oksigen dan membentuk oksida yang tidak diinginkan pada permukaannya.
  • Hasil dari proses sebelumnya kemudian melalui serangkaian rol lain untuk mengurangi ketebalan mereka menjadi sekitar 2,5 mm. Proses ini disebut rolling dingin karena suhu kuningan jauh lebih rendah dari suhu selama rolling panas. Rolling dingin mengakibatkan deformasi struktur internal dari kuningan, dan meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Semakin ketebalan berkurang, semakin kuat kuningan yang tercipta.
  • Langkah 1 dan 2 dari anealling and cold rolling dapat diulangi berkali-kali untuk mencapai ketebalan kuningan yang diinginkan, kekuatan, dan derajat kekerasan.
  • Pada titik ini, proses diatas menghasilkan strip kuningan. Strip kuningan tersebut kemudian dapat diberi asam untuk membersihkannya.
Finish Rolling
  • Strip kuningan mungkin akan diberi rolling dingin akhir untuk mengencangkan toleransi pada ketebalan atau untuk menghasilkan permukaan akhir yang sangat halus. Mereka kemudian dipotong menurut ukuran, ditumpuk, dan dikirim ke rumah industri.
  • Strip kuningan juga mungkin akan diberi rolling akhir sebelum dipotong panjang, digulung, dikirim ke gudang, dan disimpan.
2.6 Kualitas Kontrol
Selama produksi, kuningan tunduk pada evaluasi konstan dan pengendalian material pada proses yang digunakan untuk membentuk kuningan tertentu. komposisi kimia bahan baku diperiksa dan disesuaikan sebelum mencair. Pemanasan dan pendinginan dan temperatur ditentukan dan dipantau. Ketebalan lembaran dan strip diukur pada setiap langkah. Akhirnya, sampel produk jadi diuji untuk kekerasan, kekuatan, dimensi, dan faktor lainnya untuk memastikan apakah mereka memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.
2.7 Masa Depan
Kuningan memiliki kombinasi kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan formability yang akan terus membuat bahan ini berguna untuk banyak aplikasi produk di masa mendatang. Kuningan juga memiliki keuntungan atas bahan lain yaitu bahwa produk yang dibuat dari kuningan dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bukannya dibuang. Ini akan membantu memastikan pasokan kuningan akan tetap ada terus-menerus selama bertahun-tahun di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia , Kuningan, 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Kuningan_(logam). Diakses tanggal 28 Juli 2010
Wikipedia , Brass, 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Brass. Diakses tanggal 28 Juli 2010
MadeHow, How Brass Is Made , 2009 . http://www.madehow.com/Volume-6/Brass.html. Diakses tanggal 28 Juli 2010
Suprametalcraft, Proses Pembuatan Kerajinan Kuningan, 2010: http://www.suprametalcraft.com/c5-Bahan-Baku-Finishing-Proses-Cara-Produksi.html. Diakses tanggal 28 Juli 2010.

Selasa, 05 Juni 2012

sinopsis buku


SINOPSIS BUKU GIE ‘catatan sang demonstran’

Soe Hok Gie dibesarkan di sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang tidak begitu kaya dan berdomisili di Jakarta. Sejak remaja, Hok Gie sudah mengembangkan minat terhadap konsep-konsep idealis yang dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia. Semangat pejuangnya, setiakawannya, dan hatinya yang dipenuhi kepedulian sejati akan orang lain dan tanah airnya membaur di dalam diri Hok Gie kecil dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tidak toleran terhadap ketidakadilan dan mengimpikan Indonesia yang didasari oleh keadilan dan kebenaran yang murni. Semangat ini sering salah dimengerti orang lain. Bahkan sahabat-sahabat Hok Gie, Tan Tjin Han dan Herman Lantang bertanya "Untuk apa semua perlawanan ini?". Pertanyaan ini dengan kalem dijawab Soe dengan penjelasan akan kesadarannya bahwa untuk memperoleh kemerdekaan sejati dan hak-hak yang dijunjung sebagaimana mestinya, ada harga yang harus dibayar, dan memberontaklah caranya. Semboyan Soe Hok Gie yang mengesankan berbunyi, "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
Masa remaja dan kuliah Hok Gie dijalani di bawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia Bung Karno, yang ditandai dengan konflik antara militer dengan PKI. Soe dan teman-temannya bersikeras bahwa mereka tidak memihak golongan manapun. Meskipun Hok Gie menghormati Sukarno sebagai founding father negara Indonesia, Hok Gie begitu membenci pemerintahan Sukarno yang diktator dan menyebabkan hak rakyat yang miskin terinjak-injak. Hok Gie tahu banyak tentang ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kedaulatan, dan korupsi di bawah pemerintahan Sukarno, dan dengan tegas bersuara menulis kritikan-kritikan yang tajam di media. Soe juga sangat membenci bagaimana banyak mahasiswa berkedudukan senat janji-janji manisnya hanya omong kosong belaka yang mengedoki usaha mereka memperalat situasi politik untuk memperoleh keuntungan pribadi. Penentangan ini memenangkan banyak simpati bagi Hok Gie, tetapi juga memprovokasikan banyak musuh. Banyak interest group berusaha melobi Soe untuk mendukung kampanyenya, sementara musuh-musuh Hok Gie bersemangat menggunakan setiap kesempatan untuk mengintimidasi dirinya.
Tan Tjin Han, teman kecil Hok Gie, sudah lama mengagumi keuletan dan keberanian Soe Hok Gie, namun dirinya sendiri tidak memiliki semangat pejuang yang sama. Dalam usia berkepala dua, kedua lelaki dipertemukan kembali meski hanya sebentar. Hok Gie menemukan bahwa Tan telah terlibat PKI tetapi tidak tahu konsekuensi apa yang sebenarnya menantinya. Hok Gie mendesak Tan untuk menanggalkan segala ikatan dengan PKI dan bersembunyi, tetapi Tan tidak menerima desakan tersebut.
Hok Gie dan teman-temannya menghabiskan waktu luang mereka naik gunung dan menikmati alam Indonesia yang asri dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI. Selain itu, mereka juga gemar menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional, dan menghadiri pesta-pesta.
Film ini menggambarkan petualangan Soe Hok Gie mencapai tujuannya untuk menggulingkan rezim Sukarno, dan perubahan-perubahan dalam hidupnya setelah tujuan ini tercapai.
Tokoh tambahan
Tan Tjin Han, figur yang menjadi sahabat Gie semasa kecil, adalah seorang tokoh fiktif yang diilhami oleh dua orang sahabat Hok Gie, Djin Hok dan Effendi. Dari buku harian Hok Gie memang terdapat referensi tentang Djin Hok yang menjadi korban kekerasan tantenya, tetapi di masa dewasa Hok Gie namanya tak pernah lagi disebut-sebut. Teman Hok Gie yang menjadi korban razia PKI adalah Effendi.
Ira dan Sinta adalah dua perempuan yang mewakili wanita-wanita dalam hidup Hok Gie. Meskipun Hok Gie memang pernah berpacaran dengan beberapa gadis UI, Ira dan Sinta dalam film ini adalah tokoh-tokoh fiktif. Riri Riza, pembuat film ini bahkan menyempatkan diri ke luar negeri untuk mewawancarai salah seorang wanita yang pernah dekat dengan Soe, tetapi beliau menolak untuk membiarkan identitasnya diketahui publik dan tidak mau membeberkan detail-detail hubungan mereka dengan Hok Gie. Buku harian Hok Gie memang menyebutkan keterlibatannya dengan tiga perempuan, tetapi tidak dengan jelas menyatakan apakah dia memang mencintai salah satu di antara mereka.
Ira adalah seorang wanita muda yang cerdas dan hidup dengan semangat pejuang untuk impian-impian idealistis yang juga dimiliki Hok Gie. Ira adalah sahabat dan pendukung Hok Gie yang paling setia dan selalu hadir, baik saat Gie sedang kerja maupun main. Sempat terlihat tanda-tanda asmara yang subtil antara Hok Gie dengan Ira, tetapi baru sekali kencan keduanya sudah tidak berani melanjutkannya menjadi sebuah kisah cinta.
Selang beberapa tahun, muncullah seorang gadis menawan bernama Sinta. Orang tua Sinta yang berada mengagumi karya-karya tulis Hok Gie. Jelas terlihat bahwa Hok Gie dan Sinta secara fisik memang tertarik satu sama lain, tetapi tidak berhasil menjalin hubungan hati-ke-hati yang mantap. Kelihatannya Sinta sekadar suka ditemani Hok Gie dan bangga menjadi pacar seorang tokoh yang dihormati, tetapi sebenarnya tidak betul-betul peduli dengan hal-hal yang menjadi obsesi hati Hok Gie. Sebaliknya, Hok Gie tidak tahu bagaimana mengambil hati Sinta dan merasa tidak puas dengan hubungan mereka. Kehadiran Sinta menimbulkan kerikuhan antara Gie dengan Ira.
Kisah cinta Hok Gie dan Sinta mungkin diilhami oleh pacar Hok Gie yang terdekat. Pacar Hok Gie adalah putri sebuah pasangan kaya yang mengagumi karya-karya Hok Gie. Namun, begitu hubungan Hok Gie dengan pacarnya semakin intim, orang tua si gadis mulai membuat-buat dalih untuk menghalang-halangi putrinya dan Hok Gie untuk saling bertemu. Menurut orang tuanya, adalah terlalu riskan bila sang putri menikahi seorang pria yang keuangannya sulit dan sering menjadi target intimidasi dan macam-macam ancaman.
Film ini menggambarkan Ira sebagai cewek yang selalu siap bergabung dengan para cowok untuk naik gunung. Saat Hok Gie cs. menaiki Gunung Semeru, hadirlah seorang wanita bernama Wiwiek Wiyana--tokoh yang tidak pernah disebut-sebut dalam film. Akan tetapi, apakah pengilhaman karakter Ira ada hubungannya dengan Maria bisa diragukan, karena menurut film ini, sementara Hok Gie naik ke Semeru, Ira sedang bersantai di rumahnya ditemani alunan tembang romantis yang membangkitkan cerita lama.
Tokoh-tokoh tambahan lainnya antara lain Denny (salah seorang sahabat Hok Gie yang periang, lucu, dan ramai), Jaka (tokoh PMKRI yang kemungkinan besar adalah Cosmas Batubara) dan Santi.

Minggu, 03 Juni 2012


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI 2
PENGINDRAAN DAN INFORMASI
(DISPLAY)

Disusun oleh :
Nama / NPM               : 1. Ardan Afrianto     / 30408140
  2. Dewi Handayani   / 39410997
                                      3. Gangsar Novianto / 32410950
                                      4. Jaenudin               / 33410698
                                      5. Kriswanto A,P      / 38410893
Kelompok                   : VII (Tujuh)
Hari / Tanggal             : Selasa / 20 Maret 2012
Shift                            : II (Dua)
        Asisten Pembimbing   : Ganjar Artha K.


LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2012


ABSTRAKSI



Ardan Afrianto (30408140), Dewi Handayani (39410977), Gangsar Novianto (32410950), Jaenudin (33410698), Kriswanto Albred. P (38410893).
PENGINDERAAN DAN INFORMASI
Laporan Akhir, Laboratorium Menengah Teknik Industri, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, 2012
Kata Kunci : Panca indera, informasi, alat peraga, display acrilic.
Manusia dalam melakukan aktivitas ataupun bekerja selalu berinteraksi  dengan sesama maupun lingkungan sekitarnya. Interaksi yang dilakukan berguna memberikan informasi yang digunakan manusia dalam menyelasaikan pekerjaannya, untuk mempermudah manusia dalam memahami informasi tersebut dibutuhkan suatu alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang ada agar pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih mudah. Salah satunya dengan menggunakan display. Tipe display berdasarkan tujuannya adalah display untuk tujuan khusus yaitu memberikan informasi akan keselamatan kerja yakni dengan menunjukan bahwa ruangan tersebut memiliki iklim panas. Perancangan arcilik yang bertuliskan iklim panas di upayakan agar dapat memberikan informasi yang dimengerti dan dipahami oleh manusia sebagai penerima informasi.
Jarak visual merupakan jarak pandang yang dapat dicapai oleh pengguna display. Jarak visual yang digunakan ± 10 meter dengan panjang ukuran 15x72 cm. tipe display yang digunakan berdasarkan tujuannya termasuk display khusus dan berdaasarkan tipe lingkungannya termasuk tipe display statis dengan menggunakan visual display serta prinsip yang digunakan dalam pembuatan acrylic adalah proximity dan similarity.




Daftar Pustaka ( 1979-2003)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
            Manusia dalam melakukan aktivitas ataupun bekerja selalu berinteraksi  dengan sesama maupun lingkungan sekitarnya. Interaksi yang dilakukan berguna memberikan informasi yang digunakan manusia dalam menyelasaikan pekerjaannya. Interaksi yang dilakukan sesama manusia mungkin lebih mudah dilakukan dan dipahami karena adanya keterkaitan satu sama lainnya, hal ini berbeda dengan interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Lingkungan sekitar kadang kala tidak bisa memberikan informasi secara menyeluruh dikarenakan adanya keterbatasan manusia dalam memahaminya.  Maka untuk mempermudah manusia dalam memahami informasi tersebut dibutuhkan suatu alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang ada agar pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih mudah. Salah satunya dengan menggunakan display.
Display itu sendiri adalah bagian dari lingkungan yang perlu memberikan informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya lancar. Display yang baik adalah display yang dapat dipahami dan dimengerti manusia sebagai penerima informasi melalui panca indera, agar panca indera tidak lelah, nyaman, dan aman. Pengaplikasian display kali ini membuat sebuah papan pemberitahuan yang terbuat dari acrilic, display ini dirancang berisi tentang informasi mengenai suatu hal bisa berupa pemberitahuan akan tempat, maupun keadaan dari suatu ruangan. Perancangan acrilic yang bertuliskan iklim panas di upayakan agar dapat memberikan informasi yang dimengerti dan dipahami oleh manusia sebagai penerima informasi.



1.2       Perumusan Masalah
             Permasalahan yang muncul dari latar belakang dapat dirumuskan pada perumusan masalah. Perumusan masalah pada modul display ini adalah bagaimana merancang sebuah acrilic iklim panas menjadi display yang baik dan apakah display tersebut dapat menyampaikan informasi dengan baik.

1.3        Pembatasan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam laporan akhir praktikum tentang display lebih jelas dengan adanya batasan-batasan masalah. Adapun batasan-batasan masalahnya sebagai berikut:
1.      Produk yang dirancang hanya berupa display yang terbuat dari acrilic.
2.      Perancangan acrilic  hanya bertemakan petunjuk yang berhubungan dengan penerapan ergonomi.
3.      Ukuran acrilic  yang dibuat hanya berukuran 15 x 72cm.
4.      Perancangan display ini hanya menggunakan software Autocad, Photoshop, Paint, dan Ms. Visio.

 1.4      Tujuan Penulisan
Penulisan laporan akhir Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 pada modul diplay memiliki beberapa tujuan. Tujuannya adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui tipe-tipe dari display yang dirancang.
2.      Mengetahui prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembuatan display.
3.      Mengetahui jarak pandang, ukuran, dan warna huruf yang digunakan untuk pembuatan acrilic.
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan acrilic  yang telah dibuat.

1.5        Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah pembaca dalam memahami serta mengambil kesimpulan dari pembahasan dalam modul Display yang terdiri dari 5 (lima) bab. Adapun sistematika penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I     PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, perumusan masalah dari modul display, tujuan diadakannya praktikum display. Pembatasan masalah di dalam praktikum display juga terdapat dalam bab ini meliputi produk, tema acrilic,  jarak pandang, dan ukuran acrilic, tujuan dilakukannya penulisan, dan sistematika penulisan dalam laporan Akhir Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2 ini.
BAB II   LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai ringkasan teori dan materi-materi yang bersangkutan dari modul display. Terdapat 3 refrensi untuk membuat landasan teori maupun dari sumber buku ataupun refrensi lainnya
BAB III PENGUMPULAN DATA
Bab ini memaparkan tentang flowchart pengumpulan data saat praktikum beserta penjelasannya. Terdapat juga peralatan yang digunakan selama praktikum beserta fungsinya
BAB IV  PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi mengenai pembahasan dan analisis. Pembahasan berisi deskripsi dari produk yang dirancang, data display yang digunakan dan proses perancangan acrilic iklim panas. Analisis berisi analisis prinsip dan tipe yang digunakan, ukuran dan warna serta kelebihan serta kekurangan dari perancangan acrilic tersebut.
BAB V   KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi mengenai kesimpulan yang didapat dari perancangan acrilic iklim panas. Kesimpulan juga berisi saran-saran yang diperlukan pada perancangan produk agar dalam pembuatannya lancar dan aman.



BAB II
LANDASAN TEORI


2.1              Pengertian Display
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana, 1979). Arti informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung. Contoh dari display diantaranya adalah jarum speedometer, keadaan jalan raya memberikan informasi langsung ke mata, peta yang menggambarkan keadaan suatu kota. Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi. Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display tak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer sebagai pemberi atau perantara informasi (Sutalaksana, 1979).
Display merupakan suatu informasi kepada operator atau manusia dalambekerja agar terciptanya suatu lingkungan yang dapat dimana suatu operator memahami suatu informasi dan dapat menyampaikannya dengan melihat dan dapat pula mempelancar pekerjanya dan dapat mengetahui dalam informasi tersebut. Sehingga terwujudlah suatu informasi yang berkembang di perusahaan agar terciptanya suatu peraturan atau informasi dalam bentuk sebuah display (Bridger,1995).
Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi” yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Hal yang bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan perantaranya adalah alat peraga.Manusia disini berfungsi sebagai BII-2 operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan (Nurmianto, 2003).
Menurut Nurmianto (2003), agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya maka display harus dirancang dengan baik.  Perancangan display yang baik adalah bila display tersebut dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.Informasi yang dibutuhkan sebelum membuat display, antara lain :
1.    Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi.
2.    Rentang total dari variabel mengenai informasi yang akan ditampilkan.
3.    Ketetapan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.
4.    Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.
5.    Minimasi kesalahan dalam pembacaan display.
6.    Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display.
7.    Lingkungan dimana display tersebut digunakan.
Sedangkan menurut Sutalaksana (1979), Display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud dalam display atau sejenis poster.  Ciri-ciri display dan poster yang baik adalah:
1.    Dapat menyampaikan pesan.
2.    Bentuk/gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
3.    Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
4.    Proporsi gambar dan hururuf memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca.
5.    Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, dan jelas.
6.    Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7.    Realistis sesuai dengan permasalahan.
8.    Tidak membosankan.

2.2              Tipe-Tipe Display
Ada beberapa tipe-tipe dari display yang dimana disesuaikan berdasarkantujuannya. Informasi dalam bentuk display banyak digunakan. Display terdiri dari dua bagian yang bertujuan untuk lingkungan dan keselamatan kerja, yaitu:
1. Display Umum
Diantaranya mengenai aturan kepentingan umum, contohnya display tentangkebersihan dan kesehatan lingkungan, “Jagalah Kebersihan”.
2.   Display Khusus
Diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus (misalnya dalamindustri dan pekerjaan konstruksi), contohnya “Awas Tegangan Tinggi”.
Berdasarkan lingkungan display berperan penting sebagai pemberi informasi karena manusia yang dapat melaksanan suatu perintah tersebut. Display tersebut terbagi dalam 2 macam dalam hal lingkungan yaitu:
1.      Display Statis
Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadapwaktu, contohnya peta (informasi yang menggambarkan suatu kota).
2.      Display Dinamis
Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel,contohnya jarum speedometer dan mikroskop.
Berdasarkan informasi display ini tak lain yang dimana seperti manusia.Manusia yang dimana memerlukan suatu informasi. Display terbagi atas 3 macam dalam hal informasi yaitu:
1. Display Kualitatif
Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semulaberbentuk data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem, contohnya:
a.    Informasi atau tanda On–Off pada generator.
b.    DINGIN, NORMAL dan PANAS pada pembacaan temperatur.
2. Display Kuantitatif
Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai darisuatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu visual display. Contohnya:
a.    Analog Indikator:Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya).
b.    Digital Indikator: Cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan.

3.   Display Representatif
Display biasanya berupa sebuah “Working Model” atau“Mimic Diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagramsinyal lintasan kereta api.
Berdasarkan panca indera display ini hanya berpacu dengan organ tubuh.Pentingnya yang dimana tubuh manusia merupakan sarana yang penting dalam memberikan informasi kepada organ tubuh yang lain. Display terdiri dari 4 hal panca indera yaitu(Nurmianto, 2003):
3.    Visual Display, yaitu display dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yaitu mata.
4.    Auditori Display, yaitu display dapat didengar dengan menggunakan inderapendengaran yaitu telinga.
5.    Tactual Display, yaitu display dapat disentuh dengan menggunakan inderaperaba yaitu kulit.
6.    Taste Display yaitu display dapat dirasakan dengan menggunakan indera
pengecap yaitu lidah.
7.    Olfactory Displayyaitu display dapat dicium dengan menggunakan indera penciuman yaitu hidung.

2.3              Prinsip MendesainVisual Display
Berdasarkan prinsip mendesain display ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain atau merubah bentuk semula. Informasi yang menjadi suatu kreativitas dalam suatu bentuk display. Display dapat didesain dengan ketentuan, antara lain (Bridger, R.S 1995).
1. Proximity
Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.
2. Similarity
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
3. Symetry
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity
Menjelaskan system perceptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh.

2.4              Penggunaan Warna pada Visual Display
            Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif terhadap warna Biru-Hijau-Kuning, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Visua display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari lima warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Arti penggunaan warna pada sebuah display antara lain adalah sebagai berikut:
1.    Merah menunjukkan larangan.
2.    Biru menunjukkan petunjuk.
3.    Kuning menunjukkan perhatian.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display. Berikut ini kelebihan dan kekurangannya.
1.    Kelebihan dalam penggunaan warna:
a.    Memberitandauntuk data-data yang spesifik.
b.    Informasi dapat lebih cepat diterima.
c.    Dapat terlihat lebih natural. 
2.    Kekurangan dalam penggunaan warna:
a.    Dapat menyebabkan “fatique.
b.    Membingungkan dan mungkin dapat memberikan reaksi yang salah.
c.    Tidak bermanfaat bagi orang yang buta warna.
(dian.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../MASTER+MODUL+APK2.doc)

2.5              Rumus-rumus Perhitungan dalam Membuat Display
Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam membuat display, dibawah ini adalah rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran-ukuran display, yaitu:
1.         Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) =
2.         Tinggi huruf kecil (h) =
3.         Lebar huruf besar =
4.         Lebar huruf kecil (h) =
5.         Tebal huruf besar =
6.         Tebal huruf kecil =
7.         Jarak antara 2 huruf =
8.         Jarak antara dua angka =
9.         Jarakantarahurufdanangka =
10.     Jarak antara 2 kata =
11.     Jarak antara baris antar kalimat =


BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS


4.1.      Pembahasan
            Pembahasan untuk modul penginderaan dan informasi (display) terdiri dari deskripsi produk,  proses pembuatan display, dan pengolahan data secara manual dan pengolahan data dengan menggunakan software. Deskripsi produk menerangkan produk yang dibuat yakni acrilic yang bertemakan ergonomi serta menjelaskan keadaan temperature ruang panas. Proses pembuatan display menerangkan tentang langkah-langkah pembuatan acrilic mulai dari awal proses sampai selesai dibuat.

4.1.1    Deskripsi Produk Display
Display yang akan dibuat adalah acrilic berukuran 15cm x 72cm dengan bertuliskan iklim panas. Tulisan tersebut menjelaskan bahwa didalam ruangan tersebut iklim yang ada tidak berada dalam kondisi normal yakni memiliki iklim yang panas. Tipe display berdasarkan tujuannya adalah display untuk tujuan khusus yaitu memberikan informasi akan keselamatan kerja yakni dengan menunjukan bahwa ruangan tersebut memiliki iklim panas
Menurut lingkungannya, tipe display yang akan di buat tergolong kedalam display statis karena tidak mengalami perubahan menurut waktu, berdasarkan informasinya, tipe display yang dipilih adalah display kualitatif karena menunjukan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem dan tidak berbentuk data numerik, sedangkan berdasarkan penginderaan merupakan display penglihatan (visual) karena hanya dapat dilihat dan dibaca.
Jarak visual merupakan jarak pandang yang dapat dicapai oleh pengguna display. Jarak visual yang digunakan ± 10 meter untuk menyesuaikan display yang dibuat agar dapat dilihat pada jarak 10 meter. Display terbuat dari bahan acrilik yang memiliki fungsi sebagai peringatan akan iklim panas pada suatu ruangan yang dibuat dengan warna yang mudah dipahami oleh penerima informasi dalam hal ini pekerja fungsi dari pembuatan display ini juga selain sebagai pemberitahuan juga sebagai pemberi informasi yang baik

4.1.2    Proses Pembuatan Display
            Proses pembuatan acrilic dimulai dengan menentukan kata-kata, huruf, angka, dan warna. acrilic ini diharapkan dapat dilihat oleh manusia pada jarak pandang 10 m dengan asumsi bahwa jarak ini adalah jarak terjauh acrilic ini bisa dilihat. Berikut adalah perhitungan yang dilakukan dalam mendesain tulisan yang ada dalam acrylic iklim panas.

1.    Jarak pandang 10 meter untuk acrylic iklim panas
a. Tinggi huruf / angka dalam (mm) H
b. Lebar huruf besar
c. Tebal huruf besar
d. Jarak antara 2 huruf
e. Jarak antara 2 kata
Gambar 4.1 Arcrilic Ruang Iklim Panas

Gambar 4.2 arcrilic iklim panas
Software yang digunakan dalam pembuat  acrilic ini adalah PhotoShop CS3, CorelDRAW dan Paint. PhotoShop dalam pembuatan desain  acrilic ini berfungsi untuk mengedit gambar sedangkan CorelDRAW digunakan untuk membuat huruf karena pada software ini dapat menentukan ukuran huruf sesuai yang diinginkan. Berikut adalah contoh huruf yang ada pada  acrilik  yang telah dibuat. Ukuran huruf dan jaraknya berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

4.2.      Analisis
            Analisis yang akan dibahas dibagi menjadi 3 analisis. Analisis prinsip tipe dan display, analisis ukuran dan warna serta analisis kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah analisis dari ketiganya.

4.2.1    Analisis Prinsip dan Tipe Display
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembuatan  acrilic adalah hanya 2 prinsip yaitu proximity dan similarity. Prinsip proximity digunakan karena acrylic Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan. Prinsip similarity digunakan karena pada pembuatan display acrylic ini tidak lebih menggunakan 3 warna. Berdasarkan informasi, acrilic ini termasuk dalam tipe  display kualitatif karena display  yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu system informasi yang didapat pada display ini adalah bahwa suhu didalam ruangan tersebut panas. Berdasarkan panca indera termasuk ke dalam  display visual karena hanya dapat dilihat oleh panca indera mata. Bila dilihat berdasarkan lingkungannya, maka display tersebut termasuk display statis karena tidak terpengaruh oleh waktu. Acrilic ini menggunakan kalimat maupun kata yang pendek dan menggunakan huruf yang baik serta memberikan pemberitahuan untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan manusia. Acrilic dengan tulisan ruang iklim panas akan memudahkan pekerja untuk melakukan kegiatannya agar berjalan lancar.

4.2.2    Analisis Ukuran dan Warna
               Ukuran yang digunakan pada acrilic yang bertemakan ergonomi didapatkan setelah melakukan perhitungan berdasarkan rumus yang ada. Diketahui jarak pandang 10 meter diketahui tinggi huruf (H) sebesar 50 mm. Tebal huruf besar adalah 8,33 mm. Sedangkan lebar huruf besar 33,33mm dan jarak antara 2 huruf sebesar 12,5 mm. Karena dalam desain  acrilic yang dibuat hanya terdapat huruf dan tidak menggunakan angka kemudian hanya menggunakan huruf  besar maka perhitungan yang diaplikasi terhadap acrilic ini yaitu tinggi huruf (H), tebal huruf besar, jarak antara 2 huruf, jarak antara 2 kata dan lebar huruf besar.
Acrilic  yang dibuat bertiliskan pemberitahuan akan ruang ikim panas background tulisan dipilih warna putih yang menandakan suatu imbauan akan suatu tempat. Kemudian biru digunakan untuk background dan putih untuk tulisan, gambar pada acrilic bertujuan untuk memperjelas bahwa ruangan tersebut beriklim panas Secara keseluruhan, pada acrilic yang ini tidak mengandung prinsip  similarity yang berarti tidak boleh menggunakan lebih dari tiga warna hal tersebut dilakukan karena  acrilic yang dibuat berusaha untuk memberi informasi kepada pembaca.

4.2.3    Analisis Kelebihan dan Kekurangan
    Acrilic yang telah yang dibuat tentunya memililki kelebihan dan kekurangan seperti dari segi warna dan tulisan. Berikut kelebihan yang dimiliki display tersebut
1.      Penggunaan warna sangat baik untuk sebuah papan pemberitahuan.
2.      Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan singkat.
3.      Informasi yang disampaikan sangat mudah dipahami.
4.      Ukurannya yang tidak terlalu besar sehingga bisa ditaruh di segala tempat.
5.      Proporsi gambar dan huruf yang memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca.
6.      Menggunakan huruf yang baik sehingga acrilic ini mudah dibaca.
Selain kelebihan, acrilic ini juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut kekurangan dari  display yang telah dibuat:
1.      Bagi yang buta huruf dan warna display tersebut akan sulit dalam  memahaminya
2.      Menyebabkan fatique
3.      Serta menimbulkan reaksi bagi yang tidak memahami display tersebut