Nama: Dewi handayani
Kelas:2ID03
LOMBA KREATIFITAS MAHASISWA INDUSTRI
“ PROYEK RENOVASI FASILITAS RUANG DAN
INSTALASI LISTRIK PERKANTORAN”

Diusulkan oleh:
Dewi Handayani (39410977)
Putri Kendaliman (35410453)
Yusuf
Iskandarsyah (30409895)
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2012

KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, penyusunan Proposal ini dapat diselesaikan pada waktunya. Proposal ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dari perlombaan yang diadakan.
Selesainya penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1.
Seluruh Team yang
telah bekerja dalam menyampaikan ide dan masukan atas pembuatan proposal ini.
2.
Bapak
Emirul Bahar, Ssi, MT, AAAIJ, selaku
Dosen di Kampus Universitas Gunadarma.
3.
Teman-teman
angakatan 2008, 2009, dan 2010 jurusan teknik industri, yang telah
memberikan dukungan dan semangat sehingga mampu menyelesaikan proposal ini.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun mohon maaf atas segala kesalahan serta kekurangan. Tak lupa kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kemajuan kita
bersama.
Akhir kata penyusun berharap semoga penulisan proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Jakarta, 13 April 2012
Penyusun
BAGIAN
I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Pembangunan
infrastruktur merupakan industri dengan tipe produksi proyek. Industri dengan
tipe proyek adalah industri yang biasanya selalu membuat produk berbeda dengan
jumlah produksi biasanya satu unit, namun memiliki banyak aktivitas untuk
merealisasikan. Setiap produk yang dihasilkan biasanya selalu berbeda, sehingga
dari satu produk ke produk lainnya tidak sama dalam kegiatan yang dilakukan.
Contoh
industri manufaktur yang bertipe proyek adalah industri pembuat sistem proses
produksi. Setiap pabrik yang dilayaninya (proses pembuatan order ini lazim disebut dengan engineering
to order) akan memiliki kebutuhan yang berbeda. Pada dasarnya, suatu tipe
produksi dapat dikatakan bertipe proyek bila produk yang dihasilkan selalu
berbeda-beda dengan jumlah biasanya, serta memiliki banyak aktivitas untuk
merealisasikan produk tersebut.
Perencanaan
dan pengendalian produksi proyek adalah suatu proses perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian segala usaha pemamfaatan sumber
daya untuk mencapai tujuan produksi proyek yang telah ditetapkan di bawah
kendala waktu, biaya, dan performance
produk akhir dari proyek. Metode atau sistem yang banyak digunakan bila
produksi bertipe proyek adalah sistem Critical Path Method (CPM), dan Program Evaluation and Review Technique
(PERT).
Untuk
dapat merencanakan dan mengendalikan produksi proyek, informasi paling utama
adalah hubungan antar kegiatan (precendence)
dalam dalam suatu produksi proyek serta hubungan kegiatan dengan sumber daya
yang ada. Informasi ini sebagai masukan utama sistem CPM dan PERT. Sebagai output dari sistem adalah gant chart (bagan balok).
Langkah-langkah
umum perencanaan dan pengendalian produksi proyek adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sasaran.
Sasaran pokok produksi proyek adalah menghasilkan
produk dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran
ini dihasilkan dengan suatu perencanaan dasar menjadi salah satu faktor
pertimbagan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau
membangun produksi proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak
tujuan dari kegiatan pengendalian.
b. Mendefenisikan lingkup kegiatan.
Lingkup kegiatan produksi proyek mengenai ukuran,
batas, dan jenis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan untuk meyelesaikan
lingkup produksi proyek keseluruhan.
c. Menetapkan
standar dan kriteria.
Untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien,
perlu disusun suatu standar, kriteria yang bersifat kuantitatif dan dipakai
sebagai tolak ukur untuk membandingkan dan menganalisa hasil pekerjaan. Standar
dan kriteria menyangkut jadwal waktu, unit pekerjaan yang berhasil dilakukan,
dan spesifikasi mutu dan kriteria.
d. Merancang sistem informasi.
Suatu hal yang perlu ditekankan dalam proses
pengendalian produksi proyek adalah perlunya suatu sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu
memberikan keterangan yang tepat, cepat, dan akurat.
e. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan.
Di sini diadakan analisis atas indikator yang
diperoleh dan mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang
ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan
dan dasar tindakan pembetulan. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus
tepat dan peka terhadap adanya kemungkinan penyimpangan.
f. Mengadakan tindakan perbaikan.
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi
penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah perbaikan.
Hasil analisis dan perbaikan akan berguna sabagai umpan balik perencanaan
pekerjaan selanjutnya. Dalam hal ini terlihat betapa eratnya keterkaitan antara
perencanaan dan pengendalian dalam suatu penyelenggaraaan produksi proyek.
Sistem CPM-PERT adalah suatu model yang digunakan
dalam penyelenggaraan produksi proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang yang ada dalam sistem CPM-PERT yang bersangkutan.
Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang
bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaanya.
Meskipun sistem CPM-PERT termasuk sistem informasi
dalam penyelenggaraan produksi proyek, tetapi tidak semua informasi bisa
diberikan sistem CPM-PERT untuk diproses dan tidak semua informasi dilaporkan
oleh sistem CPM-PERT. Informasi yang ada kaitannya dengan sistem CPM-PERT hanya
menyangkut kegiatan yang ada dalam sistem CPM-PERT saja.
Input berupa network diagram mutlak diperlukan untuk penerapan sistem CPM-PERT. Network diagram menunjukkan gambar
grafis seluruh aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk serta hubungan
ketergantungannya. Model ini harus lengkap dan sesuai dengan kondisi nyata.
Dalam prakteknya, akan terdapat kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan
tertentu tidak termasuk dalam network
diagram. Disamping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber
daya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang
dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu
didesain agar sistem CPM-PERT berhasil.
Analisis waktu memungkinkan disesuaikannya umur
perkiraan produksi proyek dengan umur produksi proyek direncanakan, dengan cara
rasional sepanjang masih memungkinkan. Tujuan dari analisis waktu dalam
penyelenggaraan produksi proyek ini adalah menekan tingkat ketidakpastian dalam
waktu waktu peyelenggaraan produksi serta penerapan cara kerja yang lebih
efisien, sehingga penyelenggaraaan produksi proyek menjadi efisien.
2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan untuk laporan ini dibahas
secara terperinci agar dapat dimengerti. Berikut tujuan penulisan yang ada
dalam proposal ini yakni adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui
waktu penyelesaian proyek.
2.
Dapat membuat
lintasan kritis untuk proyek menggunakan metode Critical Path Method (CPM).
3.
Memahami
perbedaan antara pelaksanaan proyek dengan jadwal paling cepat dengan jadwal
paling lambat.
4. Memahami perbedaan pengalokasian biaya
proyek dengan jadwal paling cepat dengan jadwal paling lambat.
3 Kegunaan
Metode
Permasalahan
yang ingin dipecahkan adalah bagaimana cara merancang sebuah proyek skala usaha
kecil-menengah. Perancang dituntut merancang proyek dengan memperhatikan
rekapitulasi biaya beban (operasional, sumber daya manusia), rekapitulasi waktu
penyelesaian, susunan kepengurusan, serta sistem pengembangan. Dalam laporan ini, rancangan proyek yang ingin
dibuat adalah proyek berskala usaha kecil-menegah. Modal yang dipergunakan lebih
kurang tiga belas juta, dengan jumlah tenaga kerja lebih kurang tiga orang.
Metode yang digunakan adalah Critical
Path Method (CPM).
BAGIAN II
PEMBAHASAN UMUM PROYEK
1
Pengertian
Pembangunan
infrastruktur merupakan industri dengan tipe produksi proyek. Industri dengan
tipe proyek adalah industri yang biasanya selalu membuat produk berbeda dengan
jumlah produksi biasanya satu unit, namun memiliki banyak aktivitas untuk
merealisasikan. Setiap produk yang dihasilkan biasanya selalu berbeda, sehingga
dari satu produk ke produk lainnya tidak sama dalam kegiatan yang dilakukan.
Perencanaan
dan pengendalian produksi proyek adalah suatu proses perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian segala usaha pemamfaatan sumber
daya untuk mencapai tujuan produksi proyek yang telah ditetapkan di bawah
kendala waktu, biaya, dan performance
produk akhir dari proyek. Metode atau sistem yang banyak digunakan bila
produksi bertipe proyek adalah sistem Critical Path Method (CPM), dan Program Evaluation and Review Technique
(PERT).
Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan
produksi proyek, informasi paling utama adalah hubungan antar kegiatan (precendence) dalam dalam suatu produksi
proyek serta hubungan kegiatan dengan sumber daya yang ada. Informasi ini
sebagai masukan utama sistem CPM dan PERT. Sebagai output dari sistem adalah gant
chart (bagan balok).
2
Tabulasi Data
Proyek
Berikut ini adalah tabulasi tentang proyek pemasangan
closet yang berisi kode kegiatan, nama kegiatan, waktu pengerjaan, kegiatan
yang mendahului.
Tabel 2.1
Tabulasi Aktivitas Proyek Pemasangan Closet
Kode
Aktivitas
|
Nama Aktivitas
|
Waktu
(hari)
|
Aktivitas Pendahulu
|
A
|
Membuat
spesifikasi dan kriteria closet
|
2
|
-
|
B
|
Menentukan
model dan ukuran closet
|
1
|
A
|
C
|
Mentargetkan
harga
|
1
|
A
|
D
|
Survey
|
3
|
C
|
E
|
Membeli
Alat
|
2
|
D
|
F
|
Merekrut
tenaga kerja
|
2
|
D
|
G
|
Membongkar
closet sebelumnya
|
4
|
E
|
H
|
Pemasangan
closet
|
4
|
B,F,H
|
I
|
Pemeriksaan
hasil
|
1
|
H
|
Tabel 2.2
Tabulasi Biaya Proyek Pemasangan Closet
Kode
Aktivitas
|
Aktivitas
Pendahulu
|
Waktu
(hari)
|
Biaya
Pelaksanaan (ribu rupiah)
|
|
Per Hari
|
Total
|
|||
A
|
-
|
2
|
100
|
200
|
B
|
A
|
1
|
100
|
100
|
C
|
A
|
1
|
100
|
100
|
D
|
C
|
3
|
100
|
300
|
E
|
D
|
2
|
3000
|
6000
|
F
|
D
|
2
|
500
|
1000
|
G
|
E
|
4
|
250
|
1000
|
H
|
B,F,H
|
4
|
250
|
1000
|
I
|
H
|
1
|
100
|
100
|
3
Networking
Diagram
Sesuai
dengan Tabel 2.1, maka dapat dibuat network
diagram seperti yang terdapat dibawah ini:

Gambar 2.1 Network Diagram Proyek Pemasangan Pagar
Dari networking diagram diperoleh lintasan
kritis yaitu A-D-F-G-H-I, dengan waktu penyelesaian proyek selama 12 hari.
4
Pengalokasian Biaya Proyek
Pengalokasian
biaya didasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek. Jadwal tersebut yaitu jadwal
paling cepat dan jadwal paling lambat. Pengalokasian biaya dilakukan per tiap
hari pelaksanaan proyek. Tetapi sebelum masuk ke dalam pengalokasian biaya
berdasarkan jadwal proyek, sebelumnya harus membuat jadwal pelaksanaan proyek.
Adapun jadwal pelaksanan proyek untuk proyek pemasangan pagar adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Tabulasi dan Bagan Balok Jadwal Penyelesaian Proyek
Kode
Aktivitas
|
t
|
Cepat
|
Lambat
|
Float
|
|||||||||||||||
ES
|
EF
|
LS
|
LF
|
S
|
SF
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
A
|
2
|
0
|
2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||||||||||||
B
|
1
|
2
|
3
|
2
|
10
|
7
|
0
|
S
|
|||||||||||
C
|
1
|
2
|
12
|
2
|
12
|
9
|
9
|
S
|
|||||||||||
D
|
3
|
2
|
5
|
2
|
5
|
0
|
0
|
||||||||||||
E
|
2
|
3
|
12
|
10
|
12
|
0
|
7
|
SF
|
|||||||||||
F
|
3
|
5
|
8
|
5
|
8
|
0
|
0
|
||||||||||||
G
|
2
|
8
|
10
|
8
|
10
|
0
|
0
|
||||||||||||
H
|
1
|
10
|
11
|
10
|
11
|
0
|
0
|
||||||||||||
I
|
1
|
11
|
12
|
11
|
12
|
0
|
0
|
a.
Pengalokasian Biaya Berdasarkan Jadwal
Paling Cepat
Berikut ini
adalah perhitungan pengalokasian biaya berdasarkan jadwal paling cepat yang
didapat dari data yang sudah diambil oleh kelompok kami:
Tabel 2.4 Pengalokasian
Biaya dan Bagan Balok Berdasarkan Jadwal Paling Cepat
Alokasi Biaya
|
Ket
|
|||||||||||||||||||
1,1
|
2,2
|
6,7
|
41,1
|
75,6
|
80
|
84,4
|
88,9
|
91,7
|
94,4
|
97,8
|
100
|
%
|
||||||||
Kode
Aktivitas
|
T
|
Jadwal
|
S
|
SF
|
Biaya
|
100
|
200
|
600
|
3700
|
6800
|
7200
|
7600
|
8000
|
8250
|
8500
|
8800
|
9000
|
Kumulatif
|
||
ES
|
EF
|
Total
|
Per Bulan
|
100
|
100
|
400
|
3100
|
3100
|
400
|
400
|
400
|
250
|
250
|
300
|
200
|
Per Bulan
|
||||
A
|
2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
200
|
100
|
Kritis
|
||||||||||||
B
|
1
|
2
|
3
|
7
|
0
|
100
|
100
|
S
|
||||||||||||
C
|
1
|
2
|
12
|
9
|
9
|
200
|
200
|
S
|
||||||||||||
D
|
3
|
2
|
5
|
0
|
0
|
300
|
100
|
Kritis
|
||||||||||||
E
|
2
|
3
|
12
|
0
|
7
|
6000
|
3000
|
SF
|
||||||||||||
F
|
3
|
5
|
8
|
0
|
0
|
1200
|
400
|
Kritis
|
||||||||||||
G
|
2
|
8
|
10
|
0
|
0
|
500
|
250
|
Kritis
|
||||||||||||
H
|
1
|
10
|
11
|
0
|
0
|
300
|
300
|
Kritis
|
||||||||||||
I
|
1
|
11
|
12
|
0
|
0
|
200
|
200
|
Kritis
|
b.
Pengalokasian Biaya Berdasarkan Jadwal
Paling Lambat
Berikut
perhitungan pengalokasian biaya berdasarkan jadwal paling lambat yang didapat
dari data yang sudah diambil oleh kelompok kami:
Tabel 2.5 Pengalokasian
Biaya dan Bagan Balok Berdasarkan Jadwal Paling Lambat
Alokasi Biaya
|
Ket
|
|||||||||||||||||||
1,1
|
2,2
|
3,3
|
4,4
|
5,5
|
10
|
14,4
|
18,9
|
21,7
|
25,6
|
62,2
|
100
|
%
|
||||||||
Kode
Aktivitas
|
T
|
Jadwal
|
S
|
SF
|
Biaya
|
100
|
200
|
300
|
400
|
500
|
900
|
1300
|
1700
|
1950
|
2300
|
5600
|
9000
|
Kumulatif
|
||
ES
|
LF
|
Total
|
Per Bulan
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
400
|
400
|
400
|
250
|
350
|
3300
|
3400
|
Per Bulan
|
||||
A
|
2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
200
|
100
|
Kritis
|
||||||||||||
B
|
1
|
2
|
10
|
7
|
0
|
100
|
100
|
S
|
||||||||||||
C
|
1
|
2
|
12
|
9
|
9
|
200
|
200
|
S
|
||||||||||||
D
|
3
|
2
|
5
|
0
|
0
|
300
|
100
|
Kritis
|
||||||||||||
E
|
2
|
3
|
12
|
0
|
7
|
6000
|
3000
|
SF
|
||||||||||||
F
|
3
|
5
|
8
|
0
|
0
|
1200
|
400
|
Kritis
|
||||||||||||
G
|
2
|
8
|
10
|
0
|
0
|
500
|
250
|
Kritis
|
||||||||||||
H
|
1
|
10
|
11
|
0
|
0
|
300
|
300
|
Kritis
|
||||||||||||
I
|
1
|
11
|
12
|
0
|
0
|
200
|
200
|
Kritis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar