Sabtu, 02 Juni 2012

Proposal Lomba IDEAL


Nama: Dewi handayani
Kelas:2ID03


LOMBA KREATIFITAS MAHASISWA INDUSTRI
PROYEK RENOVASI FASILITAS RUANG DAN
INSTALASI LISTRIK PERKANTORAN


Diusulkan oleh:

Dewi Handayani              (39410977)
Putri Kendaliman            (35410453)
Yusuf Iskandarsyah                  (30409895)




UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2012

KATA PENGANTAR




Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Proposal ini dapat diselesaikan pada waktunya. Proposal ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dari perlombaan yang diadakan.

Selesainya penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1.      Seluruh Team yang telah bekerja dalam menyampaikan ide dan masukan atas pembuatan proposal ini.
2.      Bapak Emirul Bahar, Ssi, MT, AAAIJ, selaku Dosen di Kampus Universitas Gunadarma.
3.      Teman-teman angakatan 2008, 2009, dan 2010 jurusan teknik industri, yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga mampu menyelesaikan proposal ini.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun mohon maaf atas segala kesalahan serta kekurangan. Tak lupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kemajuan kita bersama.
Akhir kata penyusun berharap semoga penulisan proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.


                                                                                                               Jakarta, 13 April 2012         

                                                                                                             Penyusun

BAGIAN I
PENDAHULUAN


1                    Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur merupakan industri dengan tipe produksi proyek. Industri dengan tipe proyek adalah industri yang biasanya selalu membuat produk berbeda dengan jumlah produksi biasanya satu unit, namun memiliki banyak aktivitas untuk merealisasikan. Setiap produk yang dihasilkan biasanya selalu berbeda, sehingga dari satu produk ke produk lainnya tidak sama dalam kegiatan yang dilakukan.
Contoh industri manufaktur yang bertipe proyek adalah industri pembuat sistem proses produksi. Setiap pabrik yang dilayaninya (proses pembuatan order ini lazim disebut dengan engineering to order) akan memiliki kebutuhan yang berbeda. Pada dasarnya, suatu tipe produksi dapat dikatakan bertipe proyek bila produk yang dihasilkan selalu berbeda-beda dengan jumlah biasanya, serta memiliki banyak aktivitas untuk merealisasikan produk tersebut.
Perencanaan dan pengendalian produksi proyek adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian segala usaha pemamfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan produksi proyek yang telah ditetapkan di bawah kendala waktu, biaya, dan performance produk akhir dari proyek. Metode atau sistem yang banyak digunakan bila produksi bertipe proyek adalah sistem  Critical Path Method (CPM), dan Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan produksi proyek, informasi paling utama adalah hubungan antar kegiatan (precendence) dalam dalam suatu produksi proyek serta hubungan kegiatan dengan sumber daya yang ada. Informasi ini sebagai masukan utama sistem CPM dan PERT. Sebagai output dari sistem adalah gant chart (bagan balok).

Langkah-langkah umum perencanaan dan pengendalian produksi proyek adalah sebagai berikut:
a.    Menentukan sasaran.
Sasaran pokok produksi proyek adalah menghasilkan produk dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dengan suatu perencanaan dasar menjadi salah satu faktor pertimbagan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun produksi proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian.
b.    Mendefenisikan lingkup kegiatan.
Lingkup kegiatan produksi proyek mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan untuk meyelesaikan lingkup produksi proyek keseluruhan.
c.     Menetapkan standar dan kriteria.
Untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar, kriteria yang bersifat kuantitatif dan dipakai sebagai tolak ukur untuk membandingkan dan menganalisa hasil pekerjaan. Standar dan kriteria menyangkut jadwal waktu, unit pekerjaan yang berhasil dilakukan, dan spesifikasi mutu dan kriteria.
d.   Merancang sistem informasi.
Suatu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian produksi proyek adalah perlunya suatu sistem  informasi dan pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang tepat, cepat, dan akurat.
e.    Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan.
Di sini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap adanya kemungkinan penyimpangan.


f.     Mengadakan tindakan perbaikan.
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah perbaikan. Hasil analisis dan perbaikan akan berguna sabagai umpan balik perencanaan pekerjaan selanjutnya. Dalam hal ini terlihat betapa eratnya keterkaitan antara perencanaan dan pengendalian dalam suatu penyelenggaraaan produksi proyek.
Sistem CPM-PERT adalah suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan produksi proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang yang ada dalam sistem CPM-PERT yang bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaanya.
Meskipun sistem CPM-PERT termasuk sistem informasi dalam penyelenggaraan produksi proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan sistem CPM-PERT untuk diproses dan tidak semua informasi dilaporkan oleh sistem CPM-PERT. Informasi yang ada kaitannya dengan sistem CPM-PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam sistem CPM-PERT saja.
Input berupa network diagram mutlak diperlukan untuk penerapan sistem CPM-PERT. Network diagram menunjukkan gambar grafis seluruh aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk serta hubungan ketergantungannya. Model ini harus lengkap dan sesuai dengan kondisi nyata. Dalam prakteknya, akan terdapat kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam network diagram. Disamping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber daya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu didesain agar sistem CPM-PERT berhasil.
Analisis waktu memungkinkan disesuaikannya umur perkiraan produksi proyek dengan umur produksi proyek direncanakan, dengan cara rasional sepanjang masih memungkinkan. Tujuan dari analisis waktu dalam penyelenggaraan produksi proyek ini adalah menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu waktu peyelenggaraan produksi serta penerapan cara kerja yang lebih efisien, sehingga penyelenggaraaan produksi proyek menjadi efisien.

2          Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan untuk laporan ini dibahas secara terperinci agar dapat dimengerti. Berikut tujuan penulisan yang ada dalam proposal ini yakni adalah sebagai berikut.
1.      Mengetahui waktu penyelesaian proyek.
2.      Dapat membuat lintasan kritis untuk proyek menggunakan metode Critical Path Method (CPM).
3.      Memahami perbedaan antara pelaksanaan proyek dengan jadwal paling cepat dengan jadwal paling lambat.
4.      Memahami perbedaan pengalokasian biaya proyek dengan jadwal paling cepat dengan jadwal paling lambat.

3          Kegunaan Metode    
Permasalahan yang ingin dipecahkan adalah bagaimana cara merancang sebuah proyek skala usaha kecil-menengah. Perancang dituntut merancang proyek dengan memperhatikan rekapitulasi biaya beban (operasional, sumber daya manusia), rekapitulasi waktu penyelesaian, susunan kepengurusan, serta sistem pengembangan. Dalam laporan ini, rancangan proyek yang ingin dibuat adalah proyek berskala usaha kecil-menegah. Modal yang dipergunakan lebih kurang tiga belas juta, dengan jumlah tenaga kerja lebih kurang tiga orang. Metode yang digunakan adalah Critical Path Method (CPM).


BAGIAN II
PEMBAHASAN UMUM PROYEK 


1                    Pengertian
            Pembangunan infrastruktur merupakan industri dengan tipe produksi proyek. Industri dengan tipe proyek adalah industri yang biasanya selalu membuat produk berbeda dengan jumlah produksi biasanya satu unit, namun memiliki banyak aktivitas untuk merealisasikan. Setiap produk yang dihasilkan biasanya selalu berbeda, sehingga dari satu produk ke produk lainnya tidak sama dalam kegiatan yang dilakukan.
            Perencanaan dan pengendalian produksi proyek adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian segala usaha pemamfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan produksi proyek yang telah ditetapkan di bawah kendala waktu, biaya, dan performance produk akhir dari proyek. Metode atau sistem yang banyak digunakan bila produksi bertipe proyek adalah sistem  Critical Path Method (CPM), dan Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan produksi proyek, informasi paling utama adalah hubungan antar kegiatan (precendence) dalam dalam suatu produksi proyek serta hubungan kegiatan dengan sumber daya yang ada. Informasi ini sebagai masukan utama sistem CPM dan PERT. Sebagai output dari sistem adalah gant chart (bagan balok).

2                    Tabulasi Data Proyek
Berikut ini adalah tabulasi tentang proyek pemasangan closet yang berisi kode kegiatan, nama kegiatan, waktu pengerjaan, kegiatan yang mendahului.
Tabel 2.1 Tabulasi Aktivitas Proyek Pemasangan Closet
Kode
Aktivitas
Nama Aktivitas
Waktu
(hari)
Aktivitas Pendahulu
A
Membuat spesifikasi dan kriteria closet
2
-
B
Menentukan model dan ukuran closet
1
A
C
Mentargetkan harga
1
A
D
Survey
3
C
E
Membeli Alat
2
D
F
Merekrut tenaga kerja
2
D
G
Membongkar closet sebelumnya
4
E
H
Pemasangan closet
4
B,F,H
I
Pemeriksaan hasil
1
H


Tabel 2.2 Tabulasi Biaya Proyek Pemasangan Closet
Kode
Aktivitas
Aktivitas
Pendahulu
Waktu
(hari)
Biaya Pelaksanaan (ribu rupiah)
Per Hari
Total
A
-
2
100
200
B
A
1
100
100
C
A
1
100
100
D
C
3
100
300
E
D
2
3000
6000
F
D
2
500
1000
G
E
4
250
1000
H
B,F,H
4
250
1000
I
H
1
100
100




3                    Networking Diagram
Sesuai dengan Tabel 2.1, maka dapat dibuat network diagram seperti yang terdapat dibawah ini:
Gambar 2.1 Network Diagram Proyek Pemasangan Pagar

Dari networking diagram diperoleh lintasan kritis yaitu A-D-F-G-H-I, dengan waktu penyelesaian proyek selama 12 hari.

4                    Pengalokasian Biaya Proyek
Pengalokasian biaya didasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek. Jadwal tersebut yaitu jadwal paling cepat dan jadwal paling lambat. Pengalokasian biaya dilakukan per tiap hari pelaksanaan proyek. Tetapi sebelum masuk ke dalam pengalokasian biaya berdasarkan jadwal proyek, sebelumnya harus membuat jadwal pelaksanaan proyek. Adapun jadwal pelaksanan proyek untuk proyek pemasangan pagar adalah sebagai berikut:










Tabel 2.3 Tabulasi dan Bagan Balok Jadwal Penyelesaian Proyek
Kode
Aktivitas
t
Cepat
Lambat
Float












ES
EF
LS
LF
S
SF
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
A
2
0
2
0
2
0
0












B
1
2
3
2
10
7
0



S


C
1
2
12
2
12
9
9



S
D
3
2
5
2
5
0
0












E
2
3
12
10
12
0
7





SF
F
3
5
8
5
8
0
0












G
2
8
10
8
10
0
0












H
1
10
11
10
11
0
0












I
1
11
12
11
12
0
0















a.      Pengalokasian Biaya Berdasarkan Jadwal Paling Cepat
Berikut ini adalah perhitungan pengalokasian biaya berdasarkan jadwal paling cepat yang didapat dari data yang sudah diambil oleh kelompok kami:

Tabel 2.4 Pengalokasian Biaya dan Bagan Balok Berdasarkan Jadwal Paling Cepat








Alokasi Biaya
Ket








1,1
2,2
6,7
41,1
75,6
80
84,4
88,9
91,7
94,4
97,8
100
%
Kode
Aktivitas
T
Jadwal
S
SF
Biaya
100
200
600
3700
6800
7200
7600
8000
8250
8500
8800
9000
Kumulatif
ES
EF
Total
Per Bulan
100
100
400
3100
3100
400
400
400
250
250
300
200
Per Bulan
A
2
0
2
0
0
200
100












Kritis
B
1
2
3
7
0
100
100



S



C
1
2
12
9
9
200
200



S

D
3
2
5
0
0
300
100












Kritis
E
2
3
12
0
7
6000
3000





SF

F
3
5
8
0
0
1200
400












Kritis
G
2
8
10
0
0
500
250












Kritis
H
1
10
11
0
0
300
300












Kritis
I
1
11
12
0
0
200
200












Kritis




b.      Pengalokasian Biaya Berdasarkan Jadwal Paling Lambat
Berikut perhitungan pengalokasian biaya berdasarkan jadwal paling lambat yang didapat dari data yang sudah diambil oleh kelompok kami:

Tabel 2.5 Pengalokasian Biaya dan Bagan Balok Berdasarkan Jadwal Paling Lambat








Alokasi Biaya
Ket








1,1
2,2
3,3
4,4
5,5
10
14,4
18,9
21,7
25,6
62,2
100
%
Kode
Aktivitas
T
Jadwal
S
SF
Biaya
100
200
300
400
500
900
1300
1700
1950
2300
5600
9000
Kumulatif
ES
LF
Total
Per Bulan
100
100
100
100
100
400
400
400
250
350
3300
3400
Per Bulan
A
2
0
2
0
0
200
100












Kritis
B
1
2
10
7
0
100
100


S




C
1
2
12
9
9
200
200


S


D
3
2
5
0
0
300
100












Kritis
E
2
3
12
0
7
6000
3000



SF



F
3
5
8
0
0
1200
400












Kritis
G
2
8
10
0
0
500
250












Kritis
H
1
10
11
0
0
300
300












Kritis
I
1
11
12
0
0
200
200












Kritis












Tidak ada komentar:

Posting Komentar